Subuh
kesiangan, Zuhur kerepotan, Ashar diperjalanan, Maghrib kecapekan, Isya
ketiduran. Begitulah potret umat Islam dewasa ini. Tiada hari tanpa
shalat. Padahal, sabda Rasulullah SAW, shalat adalah batas antara kufur
dan Islam. Tidakkah kita merasa takut dengan ancaman Allah SWT terhadap
hamba-Nya yang mengaku muslim, tapi sengaja meninggalkan dan melalaikan
shalat?
Mengutip
sebuah kitab “At-Targhiib wat-Tarhiib,” Rasulullah SAW bersabda dalam
hadits yang panjang “Barangsiapa yang memelihara shalat, maka Allah SWT
akan memuliakan orang tersebut dengan lima perkara, yaitu: Allah akan
menghilangkan darinya kesempitan hidup, menjauhkan dari siksa neraka,
akan memberikan buku catatan amalnya dengan tangan kanannya, tanda bahwa
ia dapat masuk surga, orang tersebut akan melalui jembatan shirathal mustaqim secepat kilat, dan orang tersebut akan memasuki surga tanpa hisab.”
Dan
sabda Rasulullah SAW “Barang siapa yang memandang enteng shalat, maka
Allah SWT akan menyiksanya dengan lima belas macam siksaan, yaitu enam
macam ketika di dunia, tiga macam ketika ajal menjemput, tiga macam
ketika berada di alam kubur, dan tiga macam ketika menemui Tuhannya.”
Ada
pun siksa ketika di dunia, meliputi: dicabut keberkahan dari umurnya,
dihapus tanda-tanda orang-orang saleh dari wajahnya, semua amalnya tidak
akan diberi pahala oleh Allah SWT, doanya tidak akan dinaikkan ke
langit, dan tidak akan mendapatkan bagian dari doanya orang-orang yang
shaleh. Sedangkan siksa ketika ajal menjemput: ia mati sebagai manusia
yang hina, mati dalam haus dan lapar.
Dan siksa ketika berada di alam barzah (kubur): Allah
SWT akan menyempitkan kuburannya, sehingga bercerai-berailah
tulang-belulangnya; dinyalakan api dalam kuburannya dan ia
membolak-balikkan tubuhnya di atas api itu siang dan malam;
diperintahkan selama ia dalam kuburnya itu, seekor ular yang bernama Syuja’
berkepala plontos datang menghampiri seraya memukulinya, sebab telah
menyia-nyiakan shalatnya. Ular tersebut menyiksanya selama waktu shalat
yang ditinggalkannya.
Selanjutnya,
siksa ketika menemui Tuhannya ialah apabila langit sudah terbelah, maka
malaikat akan mendatanginya dan di tangan malaikat tersebut ada sebuah
rantai yang panjangnya 70 hasta, lalu rantai itu dikalungkan ke
lehernya, kemudian dimasukkan ke mulutnya dan dikeluarkan lew`t
duburnya. Lantas malaikat itu berseru “Inilah balasan bagi orang-oarang
yang menyia-nyiakan shalat.” Ibnu Abbas ra berkata “Andaikata selobang
dari mata rantai itu jatuh ke bumi, maka pastilah bumi akan terbakar.”
Lalu apa lagi? Allah SWT tidak akan melihat orang yang meninggalkan
shalat, dan Allah SWT tidak akan menyucikannya dan baginya ada azab yang
amat pedih.
Diriwayatkan,
bahwa orang yang menjadi gelap wajahnya pada hari kiamat adalah
orang-orang yang meninggalkan shalat. Dan bahwa di neraka Jahannam ada
sebuah jurang yang dinamakan Jurang Lamlam, di dalamnya terdapat banyak
ular berukuran besar, yang setiap ular tersebut sekeras leher unta,
sedang panjangnya adalah sejauh perjalanan sebulan. Ular tersebut akan
memagut orang yang meninggalkan shalat, kemudian mendidihlah racunnya
dalam tubuh orang tersebut selama 70 tahun, kemudian rontoklah
dagingnya.
Dilaknat Malaikat
Dalam
sebuah hadits yang panjang diceritakan bahwasanya Malaikat Jibril turun
kepada Nabi Muhammad SAW dan berkata “Hai Rasulullah, Allah SWT tidak
akan menerima amal orang yang meninggalkan shalat, yaitu puasanya,
shadaqahnya, hajinya, zakatnya, dan amalnya yang lain.” Selanjutnya,
orang yang meninggalkan shalatnya, dilaknat dalam Taurat, Injil, Zabur
dan Al Qur’an. Orang yang meninggalkan shalat itu turun atasnya setiap
hari dan malam seribu kutukan dan seribu kemurkaan. Para
malaikat mengutuknya dari atas langit yang ketujuh, seraya berkata “Ya
Utusan Allah, oaring yang meninggalkan shalat itu tidak akan mendapatkan
syafaat darimu dan dia bukanlah golongan dari umatmu.”
Lanjut
Malaikat Jibril “Ya Rasulullah! Orang yang meninggalkan shalat itu akan
dilipatgandakan baginya azab dua kali lipat dan dia akan dating pada
hari kiamat dengan kedua tangannya terbelenggu hingga lehernya, dan para
malaikat memukulinya serta dibukakan baginya pintu Jahannam, maka ia
akan masuk lewat pintunya bagaikan anak panah yang melesat cepat, jatuh
dengan kepala menghadap ke bawah untuk dikumpulkan bersama Qarun dan
Haman di keraknya neraka.”
Orang
yang meninggalkan shalat apabila diangkat sesuap makanan ke mulutnya,
maka makanan itu akan berkata padanya “Semoga Allah SWT mengutuk Kamu,
hai musuh Allah SWT. Kamu makan rezki dari Allah SWT tetapi Kamu tidak
mensyukurinya dengan menunaikan kewajiban shalat.”
Orang
yang meninggalkan shalat itu pakaiannya ingin melepaskan diri darinya
dan berkata “Andaikata Tuhanku tidak memerintahkan kepadaku untuk
membungkus tubuhmu, niscaya aku akan lari darimu.”
Orang
yang meninggalkan shalat, apabila keluar rumah, maka rumahnya akan
berkata “Semoga Allah SWT tidak menyertaimu dalam perjalananmu dan tidak
memberi ganti untukmu sepeninggalanmudan tidak mengembalikan Kamu
kepada keluargamu dalam keadaan selamat.”
Orang
yang meninggalkan shalat itu dikutuk selama hidupnya dan sesudah
matinya. Orang yang meninggalkan shalat itu mati sebagai orang Yahudi
dan dibangkitkan sebagai orang Nasrani. Itulah akibat orang yang
meninggalkan shalat. Tidakkah kita merasa takut dengan ancaman Allah
SWT? Atau kita malah tenang-tenang saja.
Bukankah Rasulullah SAW bersabda “Islam didirikan atas lima
sendi, mengaku bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah selain Allah,
dan Muhammad adalah utusan Allah, dan mendirikan shalat, , mengeluarkan
zakat, mengerjakan haji, dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari
& Muslim)
Bahkan
dengan tegas Rasulullah SAW bersabda, “Batas antara keimanan seseorang
dengan kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu
Daud, Turmudzi dan Ibnu Majah). “Barangsiapa yang meninggalkan shalat
shalat dengan sengaja, maka sungguh-sungguh ia telah kafir.” (HR.
Thabrani). Jadi menegakkan agama atau tidaknya, dan masuk surga atau
tidaknya seseorang ditentukan oleh apakah ia melaksanakan perintah
shalat atau tidak.
Lewat
shalat pula, seseorang akan ditentukan masuk surga atau neraka. Kalau
ia shalat, ia akan masuk surga, tetapi kalau ia tidak shalat, ia akan
masuk neraka, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW “Barangsiapa yang
memeliharanya (shalat), maka ia akan memperoleh cahaya, bukti keterangan
dan kebebasan di hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak memeliharanya,
maka ia tidak akan memperoleh cahaya, dan di hari kiamat ia akan
bersama Qarun, fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” (HR. Ahmad,
Thabrani dan Ibnu Majah)
Ketahuilah,
yang mula-mula dihisab (dihitung) dari seorang hamba pada hari kiamat
adalah shalatnya, maka jika shalatnya diterima, diterimalah seluruh
amalnya, tetapi jika shalatnya ditolak, maka tertolaklah seluruh
amalnya. (HR Thabrani). Sewaktu penghuni neraka ditanya, apakah yang
menyebabkan kamu masuk neraka, mereka menjawab : karena kami tidak
shalat (QS Al-Mudatstsir : 42 – 43).
Kata
Nabi Muhammad SAW, shalat adalah tiang agama. “Barangsiapa mendirikan
shalat, berarti ia telah mendirikan agama, dan barangsiapa yang tidak
mendirikan shalat berarti ia telah merobohkan agama.” (HR. Baihaqi).
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT juga menegaskan “Sesungguhnya shalat itu
mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS Al-Ankabuut: 45)
Bagi
orang-orang yang beriman, melaksanakan shalat adalah untuk memenuhi
janji mereka kepada Allah SWT; untuk memelihara martabat manusia; untuk
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ingatlah peringatan Allah SWT
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya
baginya adalah kehidupan yang sempit dan gelisah.” (QS. Thaha : 124).
Sepotong
kayu daunnya rimbun, lebat bunga serta buahnya. Walaupun hidup seribu
tahun, kalau tak shalat apa gunanya. Karena itu Saudaraku, belum ada
kata terlambat untuk mendirikan shalat. Maka shalatlah sebelum
dishalatkan. Dan, jangan pernah ada sesal dikemudian hari,..........wafiq azizah - (Ammihadi) sepohon kayu.mp3
0 komentar:
Posting Komentar